Entah apa
yang bikin aku nulis dan ngepost tulisan ini, bahkan sampe harus bikin blog
baru gara-gara blog yang yosimaihusna@blogspot.com
gak bisa dibuka. Padahal teman bahkan sahabat di tempatku berkuliah pun gak ada
yang tahu tentang ini atau bahkan teman SMA pun hanya beberapa, hanya yang pernah
satu sekolah sebelumnya denganku yang tau tentang ini. Mungkin karena saat itu bulan
Agustus dan aku baru masuk SMA, jadi saat pengumuman itu diedarkan ke
kelas-kelas, belum banyak yang mengenal namaku. Jadi kenapa aku menulis ini?
Sebenarnya
aku tak pernah bercerita mengenai hal ini kepada teman-temanku bukan karena aku
tak ingin berbagi kisahku, tapi hanya karena aku tidak ingin dikasihani, aku
tak ingin orang menatapku dengan rasa kasihan dan iba, atau membedakanku dengan
yang lain, karena ayah mengajariku agar tidak menjadi orang yang senang untuk dikasihani
orang lain. Bahkan aku terlihat selalu ceria seolah tak ada beban dihidupku.
Sebagian teman malah mengira hidupku penuh dengan kebahagiaan dan tak pernah
terkena masalah. Padahal tidak ada orang yang hidupnya selalu bahagia, tapi ya
untuk apa memperlihatkan kesedihan kalau hanya untuk dikasihani orang lain.
Karena masalah bukan makalah yang harus dipresentasiin di depan banyak orang.
Bukankah begitu? ^^
Mungkin tulisan
ini jawaban bagi yang bertanya-tanya dalam hati tanpa berani bertanya langsung
denganku karena takut aku sedih atau takut menyinggung perasaanku. Mengapa di
rumah, difoto keluargaku tak ada ayahku? mengapa aku jarang menceritakan
ayahku? mengapa aku jarang pasang dp bbm dengan ayah sedangkan dengan keluarga
yang lain sering? mengapa setiap ada yang datang ke rumah, ayahku tak pernah
ada? mengapa mobil dan motor hanya menganggur di rumah setiap hari? mengapa aku
sering menyebut tidak ada yang bisa mengantar jemputku ketika pulang malam?
atau mungkin yang bertanya mengapa diwebsite kuliahku anggota keluarga hanya
kutulis hanya 4 padahal aku memiliki kakak dan adik. Mungkin karena hari ini
adalah tanggal 27 November. Benar sekali 27 November lah yang membuatku ingin menulis
dan memposting tulisan ini di blog. Lalu apa kaitannya 27 November dengan “Kata
yang Kurindukan” ? J
Ayah…..
Ya, kata
yang kurindukan adalah “ayah”. Kata yang hampir 7 tahun tidak ku gunakan untuk
memanggil seseorang, kata yang membuat hatiku bergetar tiap kali
mendengarkannya, kata yang tak henti-hentinya membuat air dipelupuk mataku
sulit ditampung, kata yang membuatku teringat kepada sosok first love ku, kata yang penuh kenangan, kenangan indah yang sampai
akhirnya aku berpisah dengan kata itu pada tanggal 27 Agustus 2008 pukul 22.50
WIB.
Disini aku
tak ingin membahas penyebabnya (mungkin dipostingan berikutnya), aku hanya
ingin mengingat kenangan indah antara aku dan ayah. Aku dan Ayah. Aku yang saat
itu masih berumur 15 tahun mungkin sudah cukup mengerti arti kata “dipanggil
sang Illahi”, namun goresan luka itu tetap terpahat kuat dihati anak yang
beranjak remaja itu, seperti paku berkarat nan tumpul yang digunakan untuk
menulis diatas hati yang lunak. Saat itu kakak perempuanku (amel) berumur 20
tahun dan adik laki-lakiku (adit) baru berumur 2,5 tahun. Anak laki-laki yang memang
impian ayah sejak lama, sampai akhirnya aku mendapat adik laki-laki yang
berbeda usia 12 tahun denganku dan 17 tahun dengan kakakku. Dan tak lama
setelah kelahiran adikku, ayah pergi untuk selamanya. Itulah mungkin mengapa
ayah sangat menginginkan anak laki-laki (sampai konsultasi ke dokter) agar ada
lelaki yang menjaga 3 wanita cantik ini kelak J
(mamah, uni amel, dan aku).
Begitu
banyak kenangan. Begitu banyak cinta. Entah harus darimana ku menulisnya. Tapi,
yang ku tahu pasti, aku anak ayah yang ayah cintai, mungkin paling disayangi.
Dulu (sebelum aku punya adik) kemanapun aku selalu pergi berdua dengan ayah.
Kemana pun kami selalu pergi bergandengan tangan. Dulu ketika naik angkot pun
aku dan ayah selalu duduk berdua di kursi depan. Saat pergi bersama, berempat
(adit belum lahir) mama bergandengan tangan dengan uni amel dan aku berjalan di
depan mama dan uni amel dengan bergandengan dengan ayah. Kalau lagi bertengkar
pun ayah selalu membelaku dan mama membela uni amel. Memang begitu adanya :’))
hahaha. Begitu pun ketika ayah berangkat ke kantor, ketika dulu ayah masih naik
jemputan dan berangkat lewat pintu belakang rumah, aku selalu cium tangan
setelah itu langsung berlari menuju jendela belakang rumah untuk “dadah-dadah”
dengan ayah mulai dari ayah keluar pintu belakang hingga belokan jalan sampai akhirnya
ayah tak terlihat dan akupun sampai naik-naik ke atas kursi hijau yang sampai
saat ini masih berada ditempatnya, begitupun dengan ayah yang menengok
kebelakang sambil melambaikan tangan padaku. Mungkin jarang ada yang melakukan
ritual ini, tapi ya inilah ritual pagiku yang sampai saat ini masih kuingat
jelas. Begitu pula ritual pulang, aku pasti bakal nyambut ayah di pager rumah J
Ketika malam
menjelang tidur pun, sampai sebelum tanggal 27 Agustus 2008 sebelum tidur aku
selalu mengucapkan kata-kata ini sambil teriak dari kamar:
“adek bobo
yaa maaaa, sampe jumpa besokkkk….” (buat mama)
“adek bobo
yaa yahhh, sampe jumpa besokkkk…..” (buat ayah)
“adek bobo
yaa niiiii, sampe jumpa besokkkk…..” (buat uni amel)
“adek bobo
yaa maaaa, sampe jumpa besokkkk….” (buat mama lagi)
“dadahhhh
adittttt……” (buat adit, adit belom bisa ngomong waktu itu)
Dan aku bakal mengulang-ngulang
ini sampe dijawab “Iyaaaa” sama masing-masing orang yg bersangkutan kecuali
adit, dan setiap hari selalu begini sampai aku umur 15 tahun dan sampai sebelum
tanggal itu. Setelah tanggal itu, aku gak pernah lagi kaya gini. Sungguh
berbeda rasanya :’))
Belum lagi
kalau batuk-batuk dimalam hari, ayah pasti bakal masuk kamar sambil bawain
sendok dan obat batuk nelco andalan
ayah, dan bangunin yang lagi batuk-batuk terus disuapinlah obat batuk nelco itu dan disuruh tidur lagi, tapi
memang setelah minum obat batuk andalan ayah itu batuk pun hilang seketika.
(ini bukan iklan loh ya, tapi semoga aja ada orang nelco liat ini terus jadiin aku pemain iklannya) :p
Masalah makanan, minimal seminggu sekali ayah pasti bakal
bawa makanan tiap pulang dari kantor, makanan yang biasanya ayah bawa itu
bakso, sate padang, mie ayam, martabak, es kolak dingin, atau es krim cup. Hmmm
enak rasanya ngebayangin makanan-makanan khas yang suka ayah bawain itu. Belum
lagi ketika aku lagi males makan, ayah paling tau kalau aku lagi gak nafsu
makan. Pernah suatu malam aku males disuruh makan, akhirnya ayah mengajakku ke
warung untuk membeli indomie padahal
itu udah jam 12 malem lewat, aku pun pergi lewat belakang rumah ke warung yang
cukup jauh dengan bergandengan tangan dengan ayah. So sweet kan :”)) Ngomong-ngomong
tentang indomie aku juga jadi
teringat saat nonton world cup
bersama tengah malam, biasanya aku, mamah, dan uni amel duduk anteng depan tv
sambil menonton bola sesekali diselingi teriakan gemes dan ayah malah di dapur
memasakan indomie buat kami bertiga
padahal ayah yang paling suka bola, maksudnya ya biar nanti pada nemenin ayah
nonton bola, tapi akhirnya indomie mateng kita makan mie bareng-bareng sambil
nonton bola. Indomie abis ketiga wanita cantik ini langsung ketiduran dan ayah
pun jadi nonton bola sendiri hahahaha. Persis kayak iklan indomie yg tayang beberapa tahun lalu. Iklan yang sukses membuatku
tersenyum sendiri sambil mengingat ayahku :”)) Hmmm……..kalau diinget-inget
terakhir aku makan indomie sama ayah
itu seminggu sebelum ayah meninggal atau sehari sebelum ayah masuk rumah sakit,
inget banget waktu itu aku makan indomie
rebus semangkuk berdua dengan ayah dan yang masakin ayah. Yaa itu terakhir, dan
aku sungguh tak menyangka itu adalah indomie
terakhir yg kami makan bersama :”))
![]() |
| (Ini adalah foto aku dan ayah ketika kami mudik dan berwisata ke Jembatan Akar, Sumatera Barat saat aku kelas 5 SD) |
Ayah lelaki terhebat yang pernah kutemui, dulu apapun
barang yang rusak pasti ayah bisa membetulkannya seperti sedia kala. Mulai dari
barang-barang elektronik, genteng bocor, masalah-masalah listrik, pompa air,
mobil, dll pasti ayah yang membetulkannya. Sekarang kalau ada barang yang
rusak? Ayah gak usah khawatir, anak perempuan kecil ayah ini bisa melakukannya
kok, mulai dari menggergaji pipa paralon air yang rusak dan mencoba
membetulkannya walau akhirnya tetap harus memanggil tukang gara-gara
eksperimenku gagal hahaha, atau membetulkan alat-alat elektronik, membuka
memasang roda ban mobil dengan menggunakan dongkrak, memasang dan mencopot aki
mobil dengan menggunakan kunci 10, atau mengecet rumah, mengecet pagar rumah,
bahkan mengecat pelavon rumah pun aku bisa mengerjakannya yah. Ayah jangan
khawatir, anak perempuan kecil ayah kini sudah beranjak menjadi wanita dewasa
yang kuat. Tenang selalu disana yah, salam buat kakek nenek dan kakak-kakak
ayah, semoga ayah bahagia selalu disana :’))
Dan satu lagi, 27 November, SELAMAT
ULANG TAHUN AYAHKU TERSAYANG <3
I’ll
always love and miss you so much much much :”))))
-AYAH-
(27 November 1960 – 27
Agustus 2008)


