Kamis, 27 November 2014

Kata yang Kurindukan.....

Entah apa yang bikin aku nulis dan ngepost tulisan ini, bahkan sampe harus bikin blog baru gara-gara blog yang yosimaihusna@blogspot.com gak bisa dibuka. Padahal teman bahkan sahabat di tempatku berkuliah pun gak ada yang tahu tentang ini atau bahkan teman SMA pun hanya beberapa, hanya yang pernah satu sekolah sebelumnya denganku yang tau tentang ini. Mungkin karena saat itu bulan Agustus dan aku baru masuk SMA, jadi saat pengumuman itu diedarkan ke kelas-kelas, belum banyak yang mengenal namaku. Jadi kenapa aku menulis ini?
Sebenarnya aku tak pernah bercerita mengenai hal ini kepada teman-temanku bukan karena aku tak ingin berbagi kisahku, tapi hanya karena aku tidak ingin dikasihani, aku tak ingin orang menatapku dengan rasa kasihan dan iba, atau membedakanku dengan yang lain, karena ayah mengajariku agar tidak menjadi orang yang senang untuk dikasihani orang lain. Bahkan aku terlihat selalu ceria seolah tak ada beban dihidupku. Sebagian teman malah mengira hidupku penuh dengan kebahagiaan dan tak pernah terkena masalah. Padahal tidak ada orang yang hidupnya selalu bahagia, tapi ya untuk apa memperlihatkan kesedihan kalau hanya untuk dikasihani orang lain. Karena masalah bukan makalah yang harus dipresentasiin di depan banyak orang. Bukankah begitu? ^^
Mungkin tulisan ini jawaban bagi yang bertanya-tanya dalam hati tanpa berani bertanya langsung denganku karena takut aku sedih atau takut menyinggung perasaanku. Mengapa di rumah, difoto keluargaku tak ada ayahku? mengapa aku jarang menceritakan ayahku? mengapa aku jarang pasang dp bbm dengan ayah sedangkan dengan keluarga yang lain sering? mengapa setiap ada yang datang ke rumah, ayahku tak pernah ada? mengapa mobil dan motor hanya menganggur di rumah setiap hari? mengapa aku sering menyebut tidak ada yang bisa mengantar jemputku ketika pulang malam? atau mungkin yang bertanya mengapa diwebsite kuliahku anggota keluarga hanya kutulis hanya 4 padahal aku memiliki kakak dan adik. Mungkin karena hari ini adalah tanggal 27 November. Benar sekali 27 November lah yang membuatku ingin menulis dan memposting tulisan ini di blog. Lalu apa kaitannya 27 November dengan “Kata yang Kurindukan” ?  J




Ayah…..
Ya, kata yang kurindukan adalah “ayah”. Kata yang hampir 7 tahun tidak ku gunakan untuk memanggil seseorang, kata yang membuat hatiku bergetar tiap kali mendengarkannya, kata yang tak henti-hentinya membuat air dipelupuk mataku sulit ditampung, kata yang membuatku teringat kepada sosok first love ku, kata yang penuh kenangan, kenangan indah yang sampai akhirnya aku berpisah dengan kata itu pada tanggal 27 Agustus 2008 pukul 22.50 WIB.
Disini aku tak ingin membahas penyebabnya (mungkin dipostingan berikutnya), aku hanya ingin mengingat kenangan indah antara aku dan ayah. Aku dan Ayah. Aku yang saat itu masih berumur 15 tahun mungkin sudah cukup mengerti arti kata “dipanggil sang Illahi”, namun goresan luka itu tetap terpahat kuat dihati anak yang beranjak remaja itu, seperti paku berkarat nan tumpul yang digunakan untuk menulis diatas hati yang lunak. Saat itu kakak perempuanku (amel) berumur 20 tahun dan adik laki-lakiku (adit) baru berumur 2,5 tahun. Anak laki-laki yang memang impian ayah sejak lama, sampai akhirnya aku mendapat adik laki-laki yang berbeda usia 12 tahun denganku dan 17 tahun dengan kakakku. Dan tak lama setelah kelahiran adikku, ayah pergi untuk selamanya. Itulah mungkin mengapa ayah sangat menginginkan anak laki-laki (sampai konsultasi ke dokter) agar ada lelaki yang menjaga 3 wanita cantik ini kelak J (mamah, uni amel, dan aku).
Begitu banyak kenangan. Begitu banyak cinta. Entah harus darimana ku menulisnya. Tapi, yang ku tahu pasti, aku anak ayah yang ayah cintai, mungkin paling disayangi. Dulu (sebelum aku punya adik) kemanapun aku selalu pergi berdua dengan ayah. Kemana pun kami selalu pergi bergandengan tangan. Dulu ketika naik angkot pun aku dan ayah selalu duduk berdua di kursi depan. Saat pergi bersama, berempat (adit belum lahir) mama bergandengan tangan dengan uni amel dan aku berjalan di depan mama dan uni amel dengan bergandengan dengan ayah. Kalau lagi bertengkar pun ayah selalu membelaku dan mama membela uni amel. Memang begitu adanya :’)) hahaha. Begitu pun ketika ayah berangkat ke kantor, ketika dulu ayah masih naik jemputan dan berangkat lewat pintu belakang rumah, aku selalu cium tangan setelah itu langsung berlari menuju jendela belakang rumah untuk “dadah-dadah” dengan ayah mulai dari ayah keluar pintu belakang hingga belokan jalan sampai akhirnya ayah tak terlihat dan akupun sampai naik-naik ke atas kursi hijau yang sampai saat ini masih berada ditempatnya, begitupun dengan ayah yang menengok kebelakang sambil melambaikan tangan padaku. Mungkin jarang ada yang melakukan ritual ini, tapi ya inilah ritual pagiku yang sampai saat ini masih kuingat jelas. Begitu pula ritual pulang, aku pasti bakal nyambut ayah di pager rumah J
Ketika malam menjelang tidur pun, sampai sebelum tanggal 27 Agustus 2008 sebelum tidur aku selalu mengucapkan kata-kata ini sambil teriak dari kamar:
“adek bobo yaa maaaa, sampe jumpa besokkkk….” (buat mama)
“adek bobo yaa yahhh, sampe jumpa besokkkk…..” (buat ayah)
“adek bobo yaa niiiii, sampe jumpa besokkkk…..” (buat uni amel)
“adek bobo yaa maaaa, sampe jumpa besokkkk….” (buat mama lagi)
“dadahhhh adittttt……” (buat adit, adit belom bisa ngomong waktu itu)
Dan aku bakal mengulang-ngulang ini sampe dijawab “Iyaaaa” sama masing-masing orang yg bersangkutan kecuali adit, dan setiap hari selalu begini sampai aku umur 15 tahun dan sampai sebelum tanggal itu. Setelah tanggal itu, aku gak pernah lagi kaya gini. Sungguh berbeda rasanya :’))
Belum lagi kalau batuk-batuk dimalam hari, ayah pasti bakal masuk kamar sambil bawain sendok dan obat batuk nelco andalan ayah, dan bangunin yang lagi batuk-batuk terus disuapinlah obat batuk nelco itu dan disuruh tidur lagi, tapi memang setelah minum obat batuk andalan ayah itu batuk pun hilang seketika. (ini bukan iklan loh ya, tapi semoga aja ada orang nelco liat ini terus jadiin aku pemain iklannya) :p
            Masalah makanan, minimal seminggu sekali ayah pasti bakal bawa makanan tiap pulang dari kantor, makanan yang biasanya ayah bawa itu bakso, sate padang, mie ayam, martabak, es kolak dingin, atau es krim cup. Hmmm enak rasanya ngebayangin makanan-makanan khas yang suka ayah bawain itu. Belum lagi ketika aku lagi males makan, ayah paling tau kalau aku lagi gak nafsu makan. Pernah suatu malam aku males disuruh makan, akhirnya ayah mengajakku ke warung untuk membeli indomie padahal itu udah jam 12 malem lewat, aku pun pergi lewat belakang rumah ke warung yang cukup jauh dengan bergandengan tangan dengan ayah. So sweet kan :”)) Ngomong-ngomong tentang indomie aku juga jadi teringat saat nonton world cup bersama tengah malam, biasanya aku, mamah, dan uni amel duduk anteng depan tv sambil menonton bola sesekali diselingi teriakan gemes dan ayah malah di dapur memasakan indomie buat kami bertiga padahal ayah yang paling suka bola, maksudnya ya biar nanti pada nemenin ayah nonton bola, tapi akhirnya indomie mateng kita makan mie bareng-bareng sambil nonton bola. Indomie abis ketiga wanita cantik ini langsung ketiduran dan ayah pun jadi nonton bola sendiri hahahaha. Persis kayak iklan indomie yg tayang beberapa tahun lalu. Iklan yang sukses membuatku tersenyum sendiri sambil mengingat ayahku :”)) Hmmm……..kalau diinget-inget terakhir aku makan indomie sama ayah itu seminggu sebelum ayah meninggal atau sehari sebelum ayah masuk rumah sakit, inget banget waktu itu aku makan indomie rebus semangkuk berdua dengan ayah dan yang masakin ayah. Yaa itu terakhir, dan aku sungguh tak menyangka itu adalah indomie terakhir yg kami makan bersama :”))

(Ini adalah foto aku dan ayah ketika kami mudik dan berwisata ke Jembatan Akar, Sumatera Barat saat aku kelas 5 SD)

 
            Ayah lelaki terhebat yang pernah kutemui, dulu apapun barang yang rusak pasti ayah bisa membetulkannya seperti sedia kala. Mulai dari barang-barang elektronik, genteng bocor, masalah-masalah listrik, pompa air, mobil, dll pasti ayah yang membetulkannya. Sekarang kalau ada barang yang rusak? Ayah gak usah khawatir, anak perempuan kecil ayah ini bisa melakukannya kok, mulai dari menggergaji pipa paralon air yang rusak dan mencoba membetulkannya walau akhirnya tetap harus memanggil tukang gara-gara eksperimenku gagal hahaha, atau membetulkan alat-alat elektronik, membuka memasang roda ban mobil dengan menggunakan dongkrak, memasang dan mencopot aki mobil dengan menggunakan kunci 10, atau mengecet rumah, mengecet pagar rumah, bahkan mengecat pelavon rumah pun aku bisa mengerjakannya yah. Ayah jangan khawatir, anak perempuan kecil ayah kini sudah beranjak menjadi wanita dewasa yang kuat. Tenang selalu disana yah, salam buat kakek nenek dan kakak-kakak ayah, semoga ayah bahagia selalu disana :’))
Dan satu lagi, 27 November, SELAMAT ULANG TAHUN AYAHKU TERSAYANG <3
I’ll always love and miss you so much much much :”))))


-AYAH-

(27 November 1960 – 27 Agustus 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar